top of page

Kritik Tari

Gambar penulis: narikuy!narikuy!

Diperbarui: 6 Jun 2020

A. Konsep Kritik Tari

Kritik tari secara umum sepanjang sejarahnya menjadi sebuah wacana yang kurang menyenangkan, karena tidak jarang pengertian kritik selalu dikaitkan dengan persepsi mengenai ‘celaan’, ‘makian’, ‘gugatan ‘, atau ‘koreksi’. Akibatnya orang yang terkena kritik menjadi kesal, merasa direndahkan, dilecehkan, tidak dihargai, atau dibantai. Tetapi benarkah demikian? Masalahnya adalah bagaimana cara mengemukakan kritik itu sendiri. Seyogyanya mengkritik dilakukan dengan santun, argumen yang jelas, seimbang dan adil dalam memaparkan potensi seni yang ditulisnya. Posisi seorang kritikus adalah penengah antara seniman dan audiens/ penonton, yang memiliki peran seperti pendidik seni. Dengan demikian melalui tulisan kritikus, seorang seniman serta masyarakat umum memahami kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada sebuah karya seni serta tahu solusi untuk merevisinya.

Istilah kritik itu berasal dari bahasa Yunani, yaitu berasal dari kata krites (kata benda) yang bersumber dari kata “Kriterion” yaitu kriteria, sehingga kata itu diartikan sebagai kriteria atau dasar penilaian. Dengan demikian kita memberikan kritik itu harus memiliki dasar kriteria sebagai acuan. Menurut pendapat kalian apakah kritik tari itu diperlukan? Betul kritik tari diperlukan oleh koreografer sebagai bagian dari sebuah evaluasi untuk meningkatkan kualitas kreativitas koreografinya, karena kritik adalah tanda penghargaan audiens terhadap proses kreatifnya. Seorang kritikus tari akan memberikan pandangan yang rinci disertai argumen cerdas dalam mengevaluasi karya tari, memberikan pemahaman kepada masyarakat umum mengenai nilai-nilai estetis yang ada pada sebuah karya. Dengan demikian kritik yang baik itu bersifat membangun, memberi evaluasi sekaligus memberi motivasi.


B. Nilai Estetis Tari

Estetis atau estetika adalah nilai keindahan yang terdapat dalam karya seni. Seni tari sebagai bagian dari seni umumnya, sudah tentu memiliki nilai estetis untuk kriteria menilai keindahan gerak. Umumnya untuk menilai karya tari, dilakukan dengan memperhatikan konsep estetis seperti bagan di bawah ini.

  1. Wiraga digunakan untuk menilai : Kompetensi menari, meliputi keterampilan menari, hafal terhadap gerakan, ketuntasan, kebersihan dan keindahan gerak.

  2. Wirama untuk menilai : Kesesuaian dan keserasian gerak dengan irama (iringan), kesesuaian dan keserasian gerak dengan tempo.

  3. Wirasa adalah tolok ukur harmonisasi antara wiraga (sebagai unsur kriteria kemahiran menari) dan wirama (sebagai unsur kesesuaiannya dengan iringan tari), kesesuaian dengan busana dan ekspresi dalam menarikannya.


C. Cara Menulis Kritik

Pada bagian ini, kalian akan dibiasakan menuliskan pendapat kalian atas hasil pengamatan pada beragam tari etnis di Indonesia. Tahap pertama adalah menuliskan/mendeskripsikan bagian dari tari yang paling mengesankan. Bagaimana keistimewaan gerak tersebut dan bagaimana pula teman kalian melakukannya. Tahap kedua adalah menganalisis gerakannya dengan memberikan argumen yang jernih mengenai keunggulan maupun kelemahan tari atas dasar konsep estetis (wiraga, wirama, wirasa) serta konsep etis dari budaya penyangga tarinya. Tahap ketiga, adalah mengevaluasi tarinya, berarti mengemukakan sikap kalian pada tari tersebut. Apabila menurut versi kalian ada yang perlu diperbaiki tunjukkan saranmu kepada temanmu bagian gerak yang mana yang perlu diperbaiki. Dalam hal ini, kalian selalu harus ingat bahwa, saran adalah saran terserah pada yang dievaluasi akan dilaksanakan atau tidaknya, Yang penting dalam kegiatan ini adalah meningkatnya kemampuan kalian dalam mengemukakan pendapat secara lisan yang disampaikan dengan santun.

Inilah panduan dalam mengkritik, pada kolom berikut ini!


 
 
 

Comments


Subscribe Form

085720282324

  • instagram

©2020 by narikuy!. Proudly created with Wix.com

bottom of page